Karya: Sugiati

 

Ibu dan Setianya

Bu, sesekali kau perlu tahu meski aku tak pernah mengungkapkannya kepadamu

Aku bangga menjadi anakmu, Bu

Bu, sesekali kau perlu tahu meski aku tak pernah mengungkapnya kepadamu

Akan ku usahakan memberi apa yang kau mau, Bu

 

Jalanmu terseok-seok seraya menawarkan beberapa menu makanan kepadaku

Aku selalu merindukan itu saat jauh darimu

Celakanya, saat ku sedang berada di lingkaran yang sama denganmu aku sering mengabaikanmu

Aku sering mengabaikan nasihat-nasihatmu

Aku sering tak sempurna, tak sama seperti sajak-sajak yang ku cipta

 

Aku memang tak merasakan suasana saat aku dilahirkan

Hari itu mungkin kau tersenyum merekah

Hari itu adalah hari yang indah

Aku percaya kau selalu menjagaku dalam dekapan

Aku percaya kau selalu menimangku dalam pelukan

 

Bu, terima kasih meski dunia seakan mematahkan hatiku, Ibu selalu ada untukku

Bu, terima kasih meski dunia seakan tak bersahabat denganku, Ibu selalu mendapingiku

Setiap detik yang kau berikan selalu menambah rasa sayang yang seringkali pandai ku sembunyikan

Terima kasih Bu, aku menyayangimu.

 

Sajak Terima Kasih

Telfon berdering sesaat setelah hening

Ku dengar suara teduh yang ku kenal itu Ibuku

Bertanya perihal keadaanku

Bertanya perihal kapan pulangku

 

Aku tahu Ibu selalu merindukanku

Disela hening dalam gelapku

Aku tahu Ibu selalu menyayangiku

Disela lihai aku menutupinya selalu

 

Sajak ini ku persembahkan untukmu

Sajak ucapan terima kasih yang mengharu biru

Sajak ini ku persembahkan untukmu

Untuk seseorang yang selalu ku panggil Ibu

 

Aku Anakmu

Mungkin saat aku mempunyai segalanya, semua tak akan sempurna tanpa Mama

Aku lahir dengan Mama

Bersama Mama, berjuang bersama

Mama mengantarku melihat dunia

 

Ma, aku anakmu yang kau lahirkan puluhan tahun lalu

Tak peduli derasnya hujan

Tak peduli teriknya matahari

Mama menyayangiku sepanjang hikayat tanpa henti

 

Ma, aku anakmu yang kau lahirkan puluhan tahun lalu

Aku anak yang pertama kali kau ajari berjalan

Aku anak yang pertama kali kau suapi makanan

Aku anak yang sering kau banggakan

Meski terkadang aku sesekali menjengkelkan

 

Ma, aku anakmu yang kau lahirkan puluhan tahun lalu

Meski usiamu saat ini tak muda lagi

Namun cintamu selalu tumbuh sepanjang hari

Cintamu selalu terpupuk dihatiku

Hingga besarnya cintaku yang tak berani aku ungkapkan kepadamu

 

Ma, aku anakmu yang kau lahirkan puluhan tahun lalu

Aku anak yang kau bela mati-matian saat semesta tak suka denganku

Aku anak yang kau dukung saat dunia menjahuiku

Aku juga anak yang selalu rindu celoteh nasihatmu

1 2

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *